
- Jakarta
Alternator
Di tengah keterbatasan ruang fisik akibat pandemi Covid-19, RUX mampu menawarkan mitigasi produksi dan distribusi tata pajang pameran melalui pembuatan pameran virtual. Pameran virtual merupakan salah satu cara RUX untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk pameran yang berkelanjutan dan bisa diakses khalayak. Mereka beranggapan bahwa bentuk-bentuk immaterial tidak hanya bisa memitigasi limbah pameran dan memperluas aksesibilitas, tapi juga memungkinkan bentuk maupun medium untuk terus berkembang.
Ruang pameran virtual dibuat dengan dua cara: simulasi 3D, serta pemodelan dan rendering realistis berbasis gambar panorama 360. Untuk cara kedua, ruang virtual menjadi metafora visual ruang fisik, memungkinkan pengguna menjelajahi informasi dan tampilan kontekstual lainnya seperti dalam kondisi pameran fisik. Ruang dipindai secara panoramik menggunakan kamera 4K dan 360, memastikan setiap titik dan kondisi ruang terekam. Gambar haruslah konsisten untuk membantu menciptakan pengalaman yang realistis.
Kontinuitas terus ditekankan bahkan pada pemrosesan gambar. Pada tahap ini, presisi ruang ditandai dengan ikon dan area hotspot untuk mengatur tampilan karya dan alur ruang sehingga pengguna dapat menavigasi ruang dengan mengontrol posisi menggunakan mouse dan keyboard. Selain itu, pengguna dapat menyusuri ruang melalui ikon hotspot atau langsung berteleportasi ke ruangan yang dituju menggunakan indeks. Jika gambar tidak konsisten dengan keseluruhan ruang yang dikonfigurasikan, maka pengalaman ruang tidak bisa utuh.
RUX menyebut pameran virtual ini sebagai simulasi, modeling, meniru karena tidak mungkin untuk membandingkan pengalaman fisik dengan virtual. Keduanya jelas memiliki pengalaman sensoris yang berbeda. Namun, bagi RUX, ruang fisik dan ruang virtual memiliki fungsi yang sama, yakni mediasi.