Glosarium
1. Peristiwa
Peristiwa mengacu pada timbal balik informasi yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu, dapat didokumentasikan atau direkam, diamati, memiliki awal dan akhir, memiliki makna dan kepentingan tertentu. Kami menggunakan tiga peristiwa sebagai jalan masuk:
a. LOGIN (1998—2007)
Reformasi 1998, banyak aktivis yang menggunakan surel dan internet sebagai basis komunikasi untuk menyebarkan ide dan gagasan. Setahun kemudian, warung internet mulai menjamur, yang menandai gelombang budaya internet di Indonesia (asumsi kami). Masyarakat pun berbondong-bondong ke warnet untuk mengakses internet, bertanya kepada penjaga warnet apakah ada bilik kosong yang kadang hanya berupa papan sekat bertirai, memasukkan username dan password billing, dan mengeklik Log-in. Pengguna siap berselancar. Namun, pada peristiwa ini pengguna internet atau pengunjung warnet masih sangat tersegmentasi.
Penanda peristiwa: warnet.
b. Horizontal-Vertikal (2007–sekarang)
Pada 2007, tersebarnya video porno Ariel-Cut Tari-Luna Maya menandai budaya rekam, distribusi data melalui media sosial dan beragam ekstensi, serta peralihan menonton video di internet dari layar horizontal ke vertikal. Kami juga masih kabur kapan secara teknis peralihan ini terjadi di Indonesia, yang kami ingat bersama adalah bagaimana video-video tersebut tersebar dan memicu penggunaan internet secara masif hingga menjadi keseharian.
Penanda peristiwa: layar, data, sosial-media, habitus.
c. Covid-19 (2020–?)
Terakhir, peristiwa Covid-19 yang terjadi pada 2020 hingga mungkin sekarang. Kami belum tahu kapan peristiwa ini berakhir. Pada rentang 2020–2021, pembatasan fisik telah mendorong kegiatan seni untuk beralih sepenuhnya ke ranah virtual. Dalam satu minggu, kita bisa melihat bagaimana perhelatan-perhelatan seni global diselenggarakan; baik pameran virtual, diskusi daring, live performance, perilisan album dan mix tape, festival film, hingga meledaknya karya-karya NFT di pasar seni virtual. Kemudian, teknologi media internet telah menjadi satu-satunya media yang mampu mengakomodir tetap berjalannya kegiatan seni.
Penanda peristiwa: Covid-19.
2. Kosakata Metadata
a. Noktah Data
Noktah Data merupakan hipotesis Hoppla terhadap karakteristik seni internet di Indonesia. Pembentukan noktah data selengkapnya dapat dibaca di Pengantar: Peranti Hoppla.
Berdasarkan dari riset di tiga tempat, yakni Jakarta, Bandung, Yogayakarta; kami membagi noktah data menjadi:
- Alternator, merujuk pada beragam inisiasi atau upaya alternatif untuk membangun/menciptakan/mengembangkan/mengkonsolidasi cara, informasi, sistem alternatif menggunakan atau berbasis internet.
- Ekuator, merujuk pada karya-karya yang hidup di persimpangan antara analog-digital, seni-non seni.
- Hibrida lokal (hi-lok), merujuk pada upaya untuk menggunakan karya warga di internet yang kemudian dikurasi, diubah, dan diberikan konsep menjadi karya baru.
b. Material
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat karya; pada karya digital, media type dan file format masuk sebagai material.
c. Teknologi
Alat, peranti, bahasa, sistem, platform, aplikasi yang digunakan untuk memproses karya. Media sosial dapat masuk sebagai teknologi jika karya diproses melalui teknologi media sosial.
d. Bentuk Presentasi
Bagaimana karya ditampilkan ke publik melalui medium digital, offline, dan hibrid. Media sosial dapat masuk sebagai presentasi jika karya ditujukan untuk hidup di media sosial.
e. Acara
Festival, pameran, program yang diikuti oleh karya tersebut, Bisa juga merujuk pada karya yang bentuknya festival, pameran, dan program.