
Seniman Makassar Biennale
F Daus AR; Benny Widyo & Christian DS; Syaiful G & M Akbar; Achmad Teguh S & Fakhiha; Shohifur Ridho’i; Sinta Ridwan & Panji DP; Agan Harahap; Syahrani Said; Rachmat Hidayat M; MS Alwi.
Seniman Biennale Jogja
Syaura Qotrunadha; Natasha Tontey; Wimo Ambala Bayang, M. Erlangga Fauzan, dan Arief Budiman; Erlina Rakhmawati; Komunitas GEGERBOYO; Hindra Satyarini; Arum Dayu & Meicy Sitorus; Stefanus Endry Pragusta; Eris Setiyawan, David Ryzalin alias Vandy Rizaldi, Faizal Arrozi, Kanosena dan Yahya Dwi Kurniawan; Fj Kunting.
Seniman Jakarta Biennale
Lala Bohang; Ace House Collective; Cecil Mariani; Irfanuddien Ghozali; Rizki Lazuardi; Loranita Theo; Agung Eko Sutrisno; Salman Pangestu; Benny Wicaksono & Oknum Media Kolektif; Ragil Dwi Putra.
- Jakarta
- Yogyakarta
- Makassar
Alternator
Pada 2020, Jakarta Biennale, Biennale Jogja, dan Makassar Biennale dengan hibah dari SAM Fund Arts and Ecology bekerja sama menyelenggarakan Program Karya Normal Baru. Program ini menyeleksi dan mendanai proposal tiga puluh seniman/kelompok (sepuluh seniman/kelompok setiap perwakilan biennale) melalui panggilan terbuka. Karya para seniman/kelompok mencakup seni rupa video, seni performance, hingga film, dan dipresentasikan melalui website dan dipublikasikan melalui kanal-kanal media sosial. Frasa ‘Normal Baru’ merujuk pada istilah ‘New Normal’ atau ‘Kenormalan Baru’ yang ditandai oleh kebijakan-kebijakan ekonomi, sosial, dan budaya yang menyiasati pandemi Covid-19 di Indonesia. Dalam ranah kesenian, segenap institusi seperti ketiga biennale turut mendukung dan mendanai penciptaan karya para seniman serta menggunakan internet sebagai wadah presentasi dan publikasi di tengah-tengah pembatasan aktivitas sosial.