Hoppla
Ada dua hal yang pengen ditanyain. Satu, tentang Funky Kota Remix, dan kedua tuh ngomongin soal internetnya. Mungkin kita ngobrol yang pertamanya dulu. Bagaimana awalnya Funky Kota Remix si Prontaxan.
Prontaxan
Awalnya sih coba-coba ya [tertawa]. Awalnya kita tuh, aku sama Hahan ditawarin buat main DJ. [Tahun] 2018 gitu terus minta bareng sama aku kan, terus waktu itu kita pertama [inaudible] kita tuh lagu-lagunya [inaudible] Eurotracks. Waktu 2016—2017 sampai 2018 tuh Jogja banyak beer garden. Tapi, di situ yang maen sama semua, karena kebanyakan tempa DJ-nya sedikit.
Terus kedua kenapa kita milih funky kota waktu itu karena dimana-mana lagi popular, kita nyebutnya tuh, sinaran. Disko. Terus wah ini, masak kita mau main gitu lagi. Udah banyak yang main itu kan. Terus kita ngomongin balik lagi, kita dari Magelang kan, yang deket dari kita tuh dari dulu funky kota ini, musik ini. Kita bikin, coba Funky Kota, karena itu yang deket sama kita. Terus kita tuh nyari-nyari download-an lagu-lagu yang kita sukai waktu itu. Kok nggak ada nih, adanya yang populer-populer kan. Terus wah ini gimana nih, kayak produksinya. Kita nggak tahu kan. Terus kita punya temen Ega waktu itu. Ega sama Lana belum masuk Prontaxan terus kita belum temen. Lewat Lintang waktu itu. Kita punya project ini, pengen lagu-lagu indie, kita remix.
Karena kalau lihat funky kota kan dia di tahun 90-an, dia tuh populer dengan lagu yang populer saat itu. Ya, Dewa ataupun Jamrud gitu-gitu lah. Ari Lasso. Kita terus mikir bahwa mungkin di era ini kita harus mencoba untuk me-remix lagu yang populer saat ini. Dan saat itu kita melihat itu lagu-lagu indie. Terus jadilah itu.
Hoppla
Jadilah Prontaxan. Prontaxan itu apa?
Prontaxan
Prontaxan itu sebenernya nama desaku. Jadi aku sama Han itu dari Magelang. Tempatnya Han itu Wates Jambesari, punyaku Wates Prontakan. Kita pertama tuh ada tiga nama. Nama pertama itu Ekomodor. Ekomodor itu nama gentho, gentho yang menguasai wilayah Wates ini. Terus kedua Kholidun, itu gentho. Terus ketiga Prontakan. Gentho itu preman. Karena kan deket dengan funky kota. Terus kita ngambil nama Prontakan. Tapi karena waktu itu di tahun 90, Prontakan populer huruf X buat tambahan. Misal nama-nama kayak apa ya, nama-nama SMA dikasih X gitu, nama-nama kampung dikasih X gitu. [Overlapping speech] Mergangsan pakai X. Terus kita mencoba masukin X itu, jadilah Prontaxan ini.
Hoppla
Terus ini kenapa kalian mixing video warga? Itu kan source dari warga kebanyakan ngomongin konteks internetnya. Terus bagaimana posisi video di Funky Kota Remix?
Prontaxan
Kalau dulu kita melihat apa ya, menemukan VCD bajakan funky kota itu videonya selalu apa ya, trek-trekan itu lho. Balapan. Terus karena emang kita ngomongin, ya aku sama Hahan basic seniman gitu lah. Wah ini harus ada yang diomongin. Kan selalu gitu kan. Statement. Karena mulainya kita dari seniman. Apa nih konteksnya? Oh yaudah, ngomongin kelas sosial. Di situ, di lantai dansa, kita mencoba untuk melihat, meskipun itu nggak terlihat, kadang kita menemukan beberapa kasus. Kayak ini ada pembagian status sosial di ini, di musik nih. Terus kita lihat funky kota ini setara dengan dangdut kan, musik-musik pinggiran, dengan balik lagi tarik ke Prontakan ini kampung yang kalau di luar negeri, Bronx lah ya banyak gentho, preman, kerjaannya pada nggak jelas.
Terus dengan ekonomi kelas bawah, jadi bisa ngomongin kelas nih. Terus apa, kita melihat bahwa indie ini di strata yang atas. Makanya kita mencoba gabung itu untuk mengaburkan kelas sosial di lantai dansa. Karena biasanya orang yang tahu lagunya tapi nggak suka beat-nya, dia nyanyi. Tapi kalau orang yang nggak tau liriknya tapi tahu beat-nya, dia joget. Jadi kan Prontaxan itu mencoba kayak mengaburkan di lantai dansa ini bahwa apa pun kerjaanmu, apa pun tingkat sosialmu, ya kalau kamu apal nyanyi ya nyanyi, kalau kamu seneng beat-nya ya joget.
Warga ini sebenernya, kayak apa ya, mewakili visual. Visualnya kita kan awal-awal selalu orang joget, mabuk, atau orang kerja, nguli, kayak gitu-gitu, balapan. Itu kan sebenernya apa ya, visual-visual yang populer di kalangan kelas menengah pekerja gitu. Dan itu menurutku formula untuk saat ini, meme itu jadi salah satu untuk kamu menjadi cepet populer sebenernya. Dengan kamu main di media sosial dengan visual meme gitu, jelas bisa lebih cepet disebarluaskan. Jadi itu menurutku visual itu juga mewakili. Kita mengambil itu karena menurut kita juga ini mewakili apa yang sedang kita omongin.
Hoppla
Deket sama masyarakat itu sendiri juga ya. Tapi si arsip itu lama kalian kumpulin?
Prontaxan
Itu sebenernya diangkat dari hobiku juga yang koleksi meme. Semenjak Facebook [overlapping speech]. Sebenernya itu hari-hari aja. Kita pernah ngobrol tuh, kan lo pernah nge-save. Dari tahun berapa sih itu [overlapping speech] mungkin 2012-2013 ya pertama aku punya HP Android gitu. [Overlapping speech] SMA tuh, hapeku tuh 6600. Gembel. Sebelum itu yang Doraemon Siemens itu [tertawa]. Kan nggak ada meme tuh. Yang kalau telfon ada lampunya itu. Kerja aku beli itu. Hari pertamaku Andromax. Mulai itu aku udah bikin Facebook. Instagram belum ada itu. Terus saat itu udah mulai nyari itu [meme].
Hoppla
Jadi mulai 2012 ngumpulin itu, hampir sepuluh tahunan ya. Terus mau diapain tuh data yang lo pegang sekarang?
Prontaxan
Nah sebenernya itu, awal kenapa aku nge-save, karena memang urgensinya ketika kamu, apa ya, mengoleksi meme itu. Meme itu nggak bisa diketik gitu. Maksudnya kamu, keyword-nya nggak ada. Jadi emang kamu nemu, ya kalau kamu nggak save sekarang, di-download sekarang, besok hilang. Makanya urgensi untuk mengoleksi itu. “Kumpulan video lucu” nah itu!
Hoppla
Setelah sepuluh tahun diapain videonya? Cuma ditaruh di hard disk, busuk di situ…
Prontaxan
Nah untungnya waktu itu kan sebenernya aku kadang di Instagram pribadiku nge-share meme story tapi wah ini Instagram pribadiku jadi kayak meme gitu kan. Ndelalah ada project Prontaxan ini yang menurutku cocok [overlapping speech] bahkan sampai sekarang pun masih mengoleksi.
Hoppla
Totalnya berapa GB?
Prontaxan
Itu ada, wah, dua hard disk udah ada itu. Yang satu doang yang full itu yang 1 TB, yang 2 TB ini mau full.
Hoppla
Hampir 3 TB ya.
Prontaxan
Sekarang PR-nya Prontaxan sebenernya pengen itu mau aku keluarin tuh… kita lagi jalan untuk mengkategorikan gitu, itu yang jadi PR. Ah, buka file. Karena ada yang sedih, yang seneng, yang kuli bangunan, yang orang kaya ngehek, apa apa kan ada. [overlapping speech]
Hoppla
Satu lagi yang gue liat menarik itu kalau ngomongin sekarang, anak-anak agensi digital. Lo kayak bikin konten viral gitu ya dari mulai branding-nya dengan meme akhirnya berubah dengan 3D kan sampai akhirnya tuh lo mikir tentang narasi yang lo buat dengan visualnya. Itu kan perlu copywriter, bener-bener niat tuh copywriter-nya. Pantun-pantunnya, terus kayak itu bentuknya organik atau emang lo buat emang udah ini aja yang nanti akan gue keluarin?
Prontaxan
[overrlapping speech] AI, kita AI [tertawa] Kalau awal caption-nya tuh biasa. Jadi terus wah apa nih yang deket dengan tahun-tahun 90an. Kedua, Prontaxan karena funkot di situ kan. Terus bahasa sms. Awal-awal kita pakai bahasa sms itu kayak yang [overlapping speech]
Hoopla
Energi Mitsubishi itu nggak tau kan darimana
Prontaxan
Sebenernya itu merespon fenomena populer tahun 90an. Terus akhirnya aku merumuskan bahwa, kan ini stok habis ya, stok yang di-sms itu udah kehabisan terus karena aku melihat ini, oh kayaknya mereka itu selalu menjurus ke pantun gitu. Oh ya udah lah aku ngembangin pantun kayak gitu.
Hoppla
Ada kepikiran buat bikin zine gak sih dari teks yang pernah lu buat selama ini?
Prontaxan
Rencana pengen bikin semacam buku saku pramuka itu. Kamus.
Hoppla
Buku fisik? Bukan secara digital? Karena kan berangkatnya dari digital, berarti turunin secara fisik?
Prontaxan
Jadi, caption Prontaxan, bahasa-bahasa Prontaxan gitu pengen dibikin kayak buku sebenernya. Buku saku pramuka gitu.
Hoppla
Kitab? Kitab, gak mau kalah sama Rully [Shabara].
Prontaxan
Tapi ini bahasa warga.
Prontaxan
Tapi ya pada prinsipnya metodenya sebenernya sama kayak di musik. Jadi sama-sama remix gitu lho, videonya pun juga remix. Tidak melulu membuat video baru, tapi me-remix video yang sudah ada, direproduksi ulang. Ya sama seperti lagunya remix. Udah ada lagunya, terus sama anak-anak di-remix lagi jadi kayak gitu.
Prontaxan
Dulu kita juga sempet mau Prontaxan pakai admin [medsos] tapi aku mikir wah nggak bisa nih. Satu, mahal. Bayar. Kedua, belum tentu sepemikiran.
Prontaxan
Ini sih yang lebih penting kan kalau ada admin kan mas, kan berarti nanti adminnya tau DM-nya. [tertawa] bahaya. [overlapping speech]
Hoppla
Apakah menurut kalian ketika mengolah video warga nih, apakah itu salah satu seni juga?
Prontaxan
Kalau aku sih, apa pun yang dibikin seniman, itu seni. Karena sebenarnya metode… ya awal itu tadi aku bilang ketika kita berangkat dari seniman gitu, pola pikir seniman. Kalau kita bikin sesuatu harus ada urgensinya. Oh, ini apa urgensinya? Ini apa konsepnya, gagasannya? Jadi emang [overlapping speech] berangkat dari keresahan. Mau nggak mau menurut kita ya seni gitu. Bahkan meme itu seni juga menurutku.
Prontaxan
Seni sih mas, digging meme itu seni sih.
Hoppla
Tapi bisa nggak kalau misalkan, karya kalian itu dianggep sebagai gentrifikasi kultur remix? Grassroot gitu, Prontaxan jadi hal yang seperti itu bisa gak?
Prontaxan
Sebenernya kan kita selalu mencoba untuk membuat apa pun itu selalu multitafsir ya. Jadi emang kita balik lagi ke publiknya gitu. Ketika publik pengen itu sebagai culture, ya. Karena kalau melihat sekarang project mereka main funkot, DJ, atau koplo itu selalu dengan memakai caption seperti kita. Dan metode yang kita buat. Misalnya video warga, caption, huruf diganti X. Menurutku jadi kita melihat oh, berarti sekarang orang kalau bikin project funkot, DJ, atau koplo gitu, bahasanya harus kayak gini.
Prontaxan
Cara bertuturnya
Prontaxan
Pantun, hurufnya, visualnya.
Hoppla
Awal 2007 itu, terus 2010 ilang. Tiba-tiba udah mulai 2015an nongol kalian tuh. Tapi akhirnya nggak serame era yang zamannya [inaudible] rame banget kan tuh. Itu gimana akhirnya bisa sampai ngilang? Gue juga penasaran aja sih [inaudible] lumayan kenceng banget tuh. [overlapping speech] Kayak sempet rame scene Jawa Tengah tuh elektronikan dengan DIY-nya dan controller sendiri.
Prontaxan
Kalau aku lihat sih mungkin medianya sih mas, medianya nggak sebanyak sekarang.
Prontaxan
Momentum sama ruang, menurutku. Dulu kita berkomunikasi via forum. [overlapping speech] Nggak ada acara festival yang gede-gede.
Prontaxan
Media itu kan bukan melulu sosial media ya. Ada festival, ada ya macem-macem lah. Gigs. Ekosistemnya, yang mana kalau aku lihat sekarang sampai media yang populer tuh ngangkat hal-hal yang nggak keliatan, jadi spread-nya lebih cepat aja.
Prontaxan
Sama kan sebenenernya kayak ranah musik yang lain. Musik lokal itu sampai harus dibawa ke ibukota lho karena tuntutannya udah kayak gitu.
Hoppla
Ini kan ngomongin media. Maksudnya kalau misalkan ngomongin zaman sekarang, kalian ngelihat karya seni internet kayak gimana, di Indonesia khususnya? Seberapa penting buat kalian si dunia internet?
Prontaxan
Apa yang nggak internet ya? [tertawa] Internet itu udah bias banget.
Hoppla
Apakah ada spesifikasi dari cara pandang kalian dari sisi Prontaxan?
Prontaxan
Sebenernya metode kita itu kita kembali lagi ke publik sih. Mereka yang menganggap ini seni apa bukan. Bahkan sekarang karya seni pun bias juga kan. Maksudnya selalu… ini apakah karya seni atau bukan, ini ilustrasi atau desain, bias semua. Yang bisa memvalidasi, galeri. Lagi-lagi ruang.
Hoppla
Balik ke struktur lama lagi ya maksudnya?
Prontaxan
Bahkan misal kalau video kita yang posting di internet, paling orang [bilang] ini post [overlapping speech] Kalau video kita dibawa ke Cemeti atau ke galeri gitu, itu jadi karya seni. Jadi politik ruang juga mempengaruhi itu.
Hoppla
Tetep butuh ya hal-hal sistem yang kuno itu maksudnya. Tapi kalian ada keinginan untuk bikin showcase sendiri?Prontaxan: Jelas.
Prontaxan
Balik ke yang internet itu. Sebenernya dengan adanya internet harusnya semua makin bisa jadi aneh-aneh. Karena lebih gampang nyari referensi. Lebih cepat sih, bukan lebih gampang. Zaman dulu kalau mau tahu gitu, mesti ke perpustakaan, baca apa gitu. Sekarang tinggal…
Prontaxan
Ya sesimpel ruang presentasi.
Prontaxan
Balik ke Instagram, udah jadi ruang pamermu lah. Sosial media jadi ruang pamer, forum-forum walaupun sekarang udah nggak terlalu rame, cuma ya udah kayak [inaudible]
Prontaxan
Sekarang praktik forum itu pindah ke komen media sosial jadinya. Kemudian agar lebih mengerucut lagi, muncul grup fesbuk, grup apa yang memfasilitasi topik tertentu.
Prontaxan
Sekarang bikinnya di internet, nyari apa aja di internet. Mau nyari misal aku sama Lana bikin musik dulu dengerin macem-macem bentuk fisik, sekarang tinggal… Jadi kebanyakan juga. Ada sisi itunya lah. Jeleknya itu sih jadi kebanyakan, terus overload informasi. [overlapping speech] Indonesia butuh internet yang cepet sih.
Hoppla
Ngomongin masa depan ya. Distribusi musik di internet itu kira-kira bakal semakin terbuka atau semakin terkekang dengan banyak regulasi, dan apakah seniman diuntungkan?
Prontaxan
Internet menurutku tak terbendung sih.
Prontaxan
Tapi kan sekarang permasalahannya banyak regulasi keluar baru nih. Apalagi abis remix membuat original [inaudible] Apakah akhirnya banyak layer tuh, akhirnya minta [inaudible] ke pemilik aslinya ini itu, akan jadi kendala atau emang udah… Ternyata emang challenge-nya di sini nih kalau internet.
Prontaxan
Sebenernya kalau pada praktiknya, yang pernah kita post lewat YouTube atau SoundCloud, yang pertama kita secara sadar kita nggak akan monetise sesuatu tersebut. Yang jelas kita sudah sadar bahwa ini kerja bersama, ya punya bersama. Seperti itu. Yang kedua, terus bahwa ini akan menjadi kendala apa nggak, tinggal balik lagi ke pelakunya itu, target distribusinya gimana. Kamu mau jadi band gede? Yang mau didengerin semua orang gitu? Atau kamu sebenernya memang mau memberikan message ke yang kamu target aja gitu? Ibaratnya misal kamu membuat rilisan, kamu mau yang dengerin jutaan atau aku cuma mau bikin rilisan fisik yang aku kasih [inaudible]. Ya itu kan skala, menjadi pertanyaan baru toh?
Hoppla
Nah, apalagi kan si original yang buat oke, kayak kalian gue pengen seneng-seneng di ranah ini nih, tapi kan ada beberapa yang emang bisnis di industri musik yang belum jelas juga. Mereka monetise padahal lo cuma mau buat mainin. Tapi kadang kita masukin di YouTube nih, upload nggak bisa kebaca. Apakah itu menjadi kendala atau ada strategi lain lagi?
Prontaxan
Kalau aku sih, kalau ngomongin Prontaxan ya, semua remix yang kita lakukan atau bikin, pasti kita approach ke yang punya lagu. Kalau kita bisa, pasti kita approach. Kalau ada kesempatan pasti kita approach. Cuma in another side, di sisi lainnya itu apa pun yang diungah ke internet itu udah public domain, jadi ya hati-hati di internet [tertawa].
Prontaxan
Sepakat bahwa apa yang lo sebar di internet, itu bisa dibajak. Cuma strategi kita, dalam arti banyak lapisan itu yang emang enaknya. Akhirnya apakah ujung-ujungnya lo juga ngikut kayak ternyata aslinya yang monetise lebih gede elu nih. Ya jadi perbincangan juga di awal harusnya, nggak di belakang.
Prontaxan
Melakukan strategi, mungkin bukan di musik ya. Justru di desain. Kalau kita kan terus salah satu representasi dari desain itu kan jadi wearable artwork gitu, jadi merchandise. Pada minta collab, pada minta apa. Rame. Pada akhirnya kita malah ngasih desain gratis. Kalian mau jualan terserah, mau kalian pake sendiri terserah, mau kalian pake apa terserah. Yang jelas itu desainnya mau kalian tambah-tambahin nggak apa-apa yang penting ada logo Prontaxan sama di situ ada ekspresi warga.
Hoppla
Kalian mikir dari segi marketing-nya ya sebenernya? Kalau ngomongin komunikasi, semua lengkap. Maksudnya kayak [inaudible] [overlapping speech]
Prontaxan
Ya karena kita sadar bahwa kita juga ngambil, terus kita remix, apapun entah visual entah musik. KIta bagi ke internet ya apa pun yang akan terjadi, kita yowes. Makanya banyak yang collab itu bingung nerima kalau yang satu ini nanti iri sama semua warga. Ya udah lah tak kasih desain yang penting ada aspek logo atau warga.
Prontaxan
Begitu pun kalau orang nge-tag Prontaxan di story misalnya, simply itu adalah ruang buat warga. Itu mau tag-in ke barang jualanmu.
Prontaxan
Bahkan ada yang [bilang] kaos Prontaxan kok mahal toh? Tak kasih desainnya, bikin sendiri aja. Desain yang sama gitu. Open source. Kalau kamu mau beli ya beli aja, kalau nggak kuat kamu mau desainnya, bikin sendiri nggak papa.
Hoppla
Tapi menarik sih untuk strategi itu. Pada akhirnya kan lo dapat secara awareness.
Prontaxan
Tapi kadang kalau aku ngelihat yang kayak gitu, kadang apa ya, sedih juga. Kalau gak salah aku ngeliatnya itu berbanding lurus dengan ekonomi. Jadi, ketika aku seneng banget sama satu band ini tapi aku nggak punya duit, aku mampunya beli yang bajakan, ya gimana ya, beli yang bootleg gitu ya.
Mereka tahu itu mungkin nggak, seharusnya kayak gitu. Tapi senengnya, aku pengen punya. Itu bentuk apresiasi yang lain. Jadi saat itu sebenernya ini juga sih… aduh gimana gitu… tapi yaudah sih. Makanya yang tadi, kenapa mahal. Karena mungkin dia seneng sama desainnya, seneng sama kaosnya, cuma ya dia belum punya cukup uang untuk beli gitu.
Prontaxan
Atau pun dia mau mengkolaborasikan dengan karyanya dia sendiri. Ide itu muncul karena kolab-kolab. Awalnya banyak orang yang bikin desain Prontaxan, “mas ini mbok bikin kolab, aku masuk”. Ya mereka udah bikin desainnya. Yaudah rilis aja, yang penting ada hashtag-nya, dijual yaudah. Ini tak kasih uangnya! Berapa? Nggak usah. Ya gini aja, kalau kamu mau ngasih, ya ngasih aja semampunya. Kalau nggak ya nggak papa. Jadi yaudah. Terus ini bajakan mas? Ya nggak! Yang penting ada ekspresi warga aja.
Hoppla
Tapi kalian ada pengecualian nggak? Misalnya kayak brand gitu. Pasti langsung rate harga dong? Nggak mungkin nggak kalau misalnya ngomongin brand. Beda sama ekspresi warga sendiri.
Prontaxan
Kalau brand itu kemarin tak samain juga. Ada yang kecil. Tak samain. Kita nggak usah collab. Jual dengan strategi itu. Terus, kamu bikin desainnya aja yang penting ada ekspresi warga. Tapi ini tak jual segini. Malah dia yang gak enak, dia yang ngasih duit ke kita. Ya udah gitu. Kalau kita collab kan kasihan, ya udah semua yang dibikin dengan nama Prontaxan itu original. Maksudnya kita udah ngiyain. Itu dia brand gede. Tapi kan kadang brand gede malah yang nggak enak ketika dia ngasih. Berapa Mas? Ya terserah.
Prontaxan
Kecuali brand gede banget.
Prontaxan
Sebenernya semuanya musyawarah. Oke, kita mau jalan ini, akhirnya kita sama-sama memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap program dan message yang akan disampaikan terhadap program ini. Itulah kenapa makanya kita sebenernya cukup selektif kalau berkolaborasi. Kita kasih aja desain gratis karena nggak pengen kalau misalnya kita kolaborasi, terus kita cuma collab doang jualan. Yaudah kita bikin program bareng.
Prontaxan
Jadi kelihatan kenapa kita ambil brand ini, ya kita ada programnya. Ada message yang mau disampaikan. Nggak cuma kolab sama brand, ada tulisan Prontaxan, ngapain gitu.
Prontaxan
Support UMKM lah [tertawa],
Prontaxan
Kita korporasi [tertawa]. Brand juga sebenernya. Group brand! [tertawa] Bahkan itu kita bikin dua harga merchandise yang berbeda. Jadi yang satu 250, yang ekspresi warga itu 150 dengan bahan yang sama, desain yang sama. Jadi ada orang yang pengen mahal, yaudah mahal. Aku pengen yang murah, ya ini ada.
Prontaxan
Akomodatif.
Prontaxan
Ya itu mengaburkan aja
Hoppla
Balik ke distribusi media ya. Ngomongin setelah adanya TikTok, kalau kita ngomongin ekspresi warga lebih banyak kan di TikTok. Banyak kan di TikTok yang pakai sound funky kota seperti yang Prontaxan bikin atau remix. Kalian ngeliat fenomena itu kayak gimana?
Prontaxan
Kalau awal aku lihat TikTok yang dulu menurutku bagus karena warga banget. Sekarang udah jelek lah, yang gaul-gaul masuk. Fashion gitu.
Prontaxan
Nggak organik, semua lebih diskenarioin.
Prontaxan
Dan menurutku itu juga dari awal itu. Wah ini media sosial yang mewakili warga. Maksudku beda kalau Instagram kamu menunjukkan postingan yang cool, healing, apa…
Prontaxan
Di TikTok lebih banyak healing-nya [tertawa]
Prontaxan
Tapi di TikTok awal-awal itu… Ibu pake daster joget-joget, dan lebih rusuh.
Prontaxan
Mungkin karena user-nya juga, user-nya lebih lebar. Diverse. Gaul-gaul. Males. Ada yang cantik-cantik, nggak cantik juga banyak.
Prontaxan
Kalau aku lebih ke situ sih. Tergantung algoritma. Aku masih ketemu yang aneh-aneh. Mungkin kamu udah mulai ngelike yang bagus-bagus!
Prontaxan
Nggak karena Prontaxan itu followers yang gaul-gaul, terus jadi gaul. Makanya aku bikin akun lagi yang ambyar. Jadi ya gimana biar… Yang sekarang itu udah argh… males. Makanya bikin akun lagi yang grassroot.
Prontaxan
Tapi kalau aku ngeliat fenomena TikTok ya, itu jadi oke karena bukan udah mulai gaulnya, tapi udah mulai ada batasan-batasan. Dulu beneran gak ada. Policy-nya ya? Saat Instagram mulai bisa bikin video terus dengan semua security dan private-nya Instagram, di TikTok yang begitu-begitu diekspos oleh mereka. Instagram kan sangat menjaga privacy, sangat menjaga konten. Copyrights kayak gitu.
Hoppla
Dulu itu kapan di TikTok?
Prontaxan
Dulu kan namanya Musical.ly. Sempet nggak boleh di Indonesia. Bayar lagi terus keluar izin itu baru. Sebenernya yang setipe itu banyak. Jadi ada DubSmash, ada apa lagi banyak lah ya yang setipe itu. Cuma yang paling gede Musical.ly abis itu berubah jadi TikTok.
Prontaxan
Musical.ly kan waktu itu dia mempunyai semacam rules yaitu adalah dubbing ya. Dubbing atau lipsync. Itu masih lestari sampai sekarang di TikTok. Cuma masih berkembang lagi dengan ekspresinya jadi ada dance-nya bahkan sampai ke editing-nya, sampai ke efeknya. Edit jedug-jedug gitu, kemudian muncul beberapa aplikasi yang mengakomodir untuk membuat edit itu untuk menjadi lebih mudah.
Yang dulu orang harus pakai AfterEffect sekarang pakai HP. Nah, itu menurutku yang membuat TikTok keren itu. Dia disrupt, bukan market ya, apa ya, cara orang. Pakem-pakemnya. Kalau ada yang mudah, kenapa susah? Dipotong aja jalur-jalurnya. Bahkan ke sampai distribusi musiknya juga. Dulu album, LP, EP, kita dengerin satu album kemudian Spotify muncul, jadi single, kemudian ketika era TikTok kita hanya menikmati reff-nya. Hook-nya aja.
Prontaxan
Itu juga gara-gara, kalau menurutku, Vine sama Snapchat udah nggak sebesar itu. Sebelumnya sweet spot-nya itu di Vine karena dia cuma 10 detik ya. Dan dalam 10 detik dia harus [inaudible] Makanya sekarang Instagram kan TikTok banget! Ujung-ujungnya cross-post sih memang. Konten ini lempar sana. Cuma adatnya masih beda.
Hoppla
Secara general misalnya lihat video persebaran, kan banyak nih yang gunain suara misalkan funkot atau koplo gitu ya dengan video seperti itu dan Prontaxan kan juga seperti itu juga ya. Cuma ada yang lebih spesifk lagi yang ngebedain Prontaxan akhirnya? Dari kebiasaan ini maksudnya.
Prontaxan
Kalau aku lihat sih, sebenernya kita nggak ada hubungannya sama TikTok kalau istilahnya Yayak itu, ndelalah sama aja. Kebetulan yang ini lagi sama. Sebenernya kalau aku lihat TikTok dan lagu remix mau itu koplo, funky kota, breakbit, mau apa itu, gara-gara yang diangkat itu adalah yang rame di TikTok. Orang-orang itu dengan selera musik itu. Kebetulan orang-orang itu yang lagi rame menggunakan TikTok. Jadi ya di situ jadi set the standard. Dan orang-orang lain yang asing ngelihat itu, itu lucu. Jadi tetep ada dua sisi yang mereka ada yang bener-bener seneng, sama ada yang mereka itu riding the wave atau ya just for fun aja.
Prontaxan
Karena kan kembali lagi ke algoritma ya. Semua ke algoritma, terutama di TikTok bisa FYP atau based on sound yang kamu pakai dan itu baru menurutku. Karena kita biasa mengonsumsi media sosial secara visual atau secara hashtag pada waktu itu. Tapi kemudian muncul berdasarkan audionya. Dan di TikTok, audio copyrights seperti itu masih sangat… makanya muncul speed up musik-musik yang dicepetin. Itu bisa jadi genre baru juga. Musik standar di-speed up aja. Double speed, 4x speed. Atau di-pitch saja. Udah jadi sesuatu yang baru. Udah menyediakan fitur itu.
Prontaxan
Makanya kalau lihat lagunya siapa yang biasa itu, aku bukan pemilik lagu. Ya itu yang aku bilang internet tidak bisa dibendung karena semakin orang mudah mengakses, semakin orang bisa mengkreasikan apa yang mereka dapat dari internet. Dari warga untuk warga.
Prontaxan
Lubangnya makin ada terus. Itu sih emang kebetulan pas naiknya hampir barengan dengan musik yang kita mainin sama trend-nya lagi.
Prontaxan
Di TikTok juga banyak lho yang pakai musik sedih-sedih yang itu bukan remix, sound effect biasa. Spinning monkey.
Hoppla
Kemungkinan-kemungkinan apa aja menurut kalian yang bisa lahir dari internet bagi seniman?
Prontaxan
Banyak sih… seni baru harusnya. Media. Mungkin kalau seni baru, susah ya. Karena ya itu, selalu yang dianggap seni itu harus di galeri. Mungkin kalau seniman zaman sekarang itu, mungkin kalau aku mengambil ke pola pikir terus referensi kan. Mungkin market sih. Segmen. Tapi kalau harus disebut karya seni ya tetep harus balik metode lama.
Prontaxan
Kayak orang sekarang mempunyai keinginan untuk datang ke galeri dan menyaksikan pameran seni karena internet. Karena validasinya sebagai persona di internet adalah apabila kamu mendatangi sebuah pameran seni atau sebuah peluncuran karya atau apa pun itu. Memberikan value kepada uploader-nya sebagai persona di internet. Jadi ya kemungkinannya akan berkembang sesuai dengan perilaku sosial itu, memaknai media sosial dan internet.
Prontaxan
Sekarang nyebut seniman itu malah dia buat karya, berkarya bahwa pameran pun sekarang melihat mereka malah mementingkan karya seni untuk muncul di internet, kayak ArtJog beberapa kali, misalnya dia cara men-display itu ini enak buat background foto gitu. Karya-karya yang di-display.
Bahwa seniman sekarang misalnya instalasi. Bahkan dia memikirkan bagaimana ketika ini di-display, orang untuk foto itu biar bagus di internet. Jadi malah memacu berpikir seniman yang lain. Sudut pandang. Misalnya kalau kita bikin karya, ya udah ini ngomongin gagasan untuk keluar ke market atau ke funding atau apa, sekarang wah ini harus enak dilihat di internet.
Prontaxan
Kalau yang kurasain pribadi, dengan adanya internet dan seni di internet, itu lebih menarik di ranah visual. Kalau di audio belum buat aku. Contoh pandemi kemaren. Banyak orang jadi konser streaming gitu. Platform-nya jadi digeser. Ada experience berbeda, cuma ada experience yang hilang gitu lho. Mereka dengan alat rekam secanggih apa pun, didengerin di laptop ASUS tahun 2009 gitu ya jelek suaranya.
Kalau secara visual, itu terpenuhi. Di sisi lain, kalau aku lihat dengan internet dan seni, dengan adanya internet banyak subgenre baru. Walaupun itu misalnya perkembangan. Kalau ngomongin musik kan, musik itu lahir karena internet misalnya kayak vaporwave. Itu karena ada internet, terus ada vaporwave, ada cloudrap, terus ada breakcore dan turunannya itu juga lahir karena internet. Itu sih yang bikin menariknya itu ada banyak yang baru. Mungkin ada subgenre baru yang lahir. Itu menariknya buatku. Cuma kalau di sisi audio, nggak tahu nih.
Prontaxan
Ya audio dan seni pertunjukan. Karena mesti harus punya perangkat yang proper lah ya istilahnya.
Prontaxan
Bukan cuma perangkat yang proper tapi cara… kalau di pertunjukan mungkin gerak besar dan gerak kecilnya itu lho. Ini yang aku tahu dikit soal teater, ketika teater dipresentasikan di panggung, dia gerakannya besar. Tapi ketika dia dipindah ke online, dia harus digeser dikit caranya jadi seperti film. Itu kan sebenernya pergeseran juga. Merubah jadi sekuens. Jadi harus merubah cara bergeraknya, ekspresinya. Kalau di teater panggung kan memang ada yang dilebihkan. Ketika itu harus dikonsumsi melalui internet, dia harus menggunakan banyak disiplin film. Mungkin jadi ada genre baru di teater atau cara presentasi teater.
Prontaxan
Tapi harusnya kalau aku sih sangat ingin melihat apa lagi nih yang baru. Karena dengan ada internet itu referensi makin gampang, kadang nggak usah nyari, dateng sendiri. Kalau bikinnya gitu-gitu lagi terus ngapain.
Hoppla
Tadi kan ngomongin apa lagi yang baru, apa lagi yang baru. Berarti siklus ini kan akan berputar ya. Tren ini kan mungkin sekarang kayak 2, 3, 5 tahun kedepan masih bisa bertahan. Strategi kalian menghadapi tren yang akan datang, apakah mengubah karakteristik kalian, atau bisa menyesuaikan dengan karakter kalian, tapi menyesuaikan dengan masa yang akan datang lagi, atau bertahan dengan gaya kalian seperti ini?
Prontaxan
Kalau Prontaxan sendiri awal muncul sampai sekarang itu selalu merespon apa yang terjadi. Secara isu, secara visual, makanya ada 3D karena aku melihat abis ini ada lainnya ke 3D tren visualnya. Terus musiknya gitu. Menurutku terus merespon sih, karena cara kerja kita merespon biasanya. Nggak mengikuti, tapi yang dulu yang bisa diambil untuk sekarang yang apa. Jadi oh ini fenomena ini respon, ada fenomena baru kita nggak langsung ikut. Jadi kita keluar dulu, lihat nih kayaknya bisa diambil ininya, ganti ininya. Atau kita melihat ke depannya sekalian gitu.
Prontaxan
Beradaptasi sih. Sama ini juga sih, ketika kita melihat fenomena, terus coba kita resapi apakah itu relate atau nggak dengan kita. Jadi nggak mau terus karena takut ketinggalan apa, nggak relate, tapi mencoba mengejar itu, kemudian kembali lagi karya yang baik menurut kita ya yang jujur. Jujur yang relate, yang dekat. Kalau sudah cogito ergo sumsum, jadi kita ada karena kita mengada-ada [tertawa] Itu menurutku ya akan kena efek snowball ya. Kegulung terus sampai akhirnya menabrak dinding dan pecah.
Prontaxan
Kalau orang lain kan sekarang A, besok B, besok C. Kita nggak. Sekarang A, besok AB, AC, AD. Jadi gitu, A ini metode lama, ini misalnya main GTA aja dengan visual Indonesia.
Hoppla
3D pas waktu GTA itu siapa yang buat sih?
Prontaxan
Aku. Soalnya itu tinggal download, di-remix, ganti sticker, kayak gitu.
Prontaxan
Jadi ada komunitas mod GTA. Jadi GTA itu kita bisa custom aset di dalamnya berdasakan aset yang sudah existing. Bismania, ada yang kayak gitu. Bahkan itu sudah terjadi sejak Winning 11 ada Persija.
Hoppla
Iya sebenernya mereka masuknya ke dada. Prontaxan tuh. Ngomongin anticolonialism. Makanya kita wawancara kalian. Kan internet kapital, terus kalian akhirnya memakai media itu, salah satunya Instagram, akhirnya menghancurkan sistem, mengakal-akalin.
Prontaxan
Makanya sekarang aku tuh kenapa hapeku nggak iPhone, pilih Android. Karena emang metode Prontaxan adminnya aku itu, karena di Android tuh banyak [inaudible] main GTA bisa di Android, edit pake Capcut bisa di Android. Ilangin watermark-nya. Jadi emang yang kita lakukan di Prontaxan itu sebenernya dari shortcut yang udah ada atau pakem-pakem internet itu kita tabrak semua. Oh ini harus bayar nih, di Android bisa nyari gratisannya. APK-nya.
Hoppla
Si Android tuh open source-nya banyak banget ya.
Prontaxan
Tapi juga internet yang kita tau tuh baru permukaan sih. Ada deep web dan lain-lain, forum yang nggak jelas itu kalau buat orang yang suka digging, itu surga. Kamu nyari apa aja di dalem ada.
Hoppla
Kalau menurut kalian, sebagai seniman, di internet, lebih penting kurator apa algoritma?
Prontaxan
[overlapping speech] maksudnya kita juga nggak pernah gini ya, dalam arti kalau kita mengerjakan ini secara profesional. Kayaknya caption yang ngomongin cinta, lebih rame daripada kita-kita ngomongin kecelakaan atau ngomongin apa. Atau tipikal video yang bentuknya kayak drama sama video orang naik motor, itu lebih rame yang naik motor. Oh kita mau ngomongin apa? Yaudah ngomongin ini.
Hoppla
Karena kalian percaya pasarnya bisa kalian yang buat sendiri. Lo tau apa yang mau lo buat, apa yang mau lu jual.
Prontaxan
Karena ada sesuatu yang dikurasi, terus menjadi sebuah algoritma ya kalau aku mikirnya. Jadi apalagi sekarang kayak ada AI dengan neuro, kamu bisa ekstrak orang ya sampai kayak AI yang bisa buat lukisan si Rembrandt yang bener-bener stroke atau garisnya Rembrandt bisa dibikin sama komputer jadi kan ya. Craftmanship sudah selesai.
Terus apalagi AI ada yang buat bikin musik gitu. Kamu tinggal masukin oh aku pingin pake sound ini dengan mood-nya seperti ini terus ada beberapa opsi, tinggal di-generate udah jadi lagu yang baru dan itu beneran kayak, wah aku nggak kepikiran progres record seperti ini. Cuma itu kan diekstrak dari kepala orang gitu. Jadi ya, si algoritma itu kalau ketemu algoritma yang emang itu terkurasi, terbuat oleh sesuatu yang dikurasi dengan baik ya hasilnya ya serem.
Prontaxan
Kurasi manusia kan dalam tanda kutip kan kebijaksanaan, wisdom yang nggak dipunya internet itu, hati nurani! [overlapping speech]
Prontaxan
Ujung-ujungnya dipertanyakan dignity-nya sebagai manusia.
Prontaxan
Sekarang kayak misalnya mobil listrik. Dia bisa sampai mengkalkulasi, oh kalau aku nabrak kiri itu ibu-ibu tua, nabrak kanan misalnya ada anak keci. Sama dia dikalkulasi sebenernya manusia yang lebih valuable yang mana. Sehingga kalau emang harus nabrak, dia bisa, yaudah ini nabrak. Berarti itu kan hati nuraninya dimana dong?
Prontaxan
Makanya itu, bukan kejenuhan ya, mungkin bisa dibilang kejenuhan atau manusia sejatinya mencari kembali esensinya itu dengan munculnya lato-lato. Anak-anak yang dulu full megang hape, sekarang tek-tek. Dan mereka berkumpul lagi, nongkrong bareng, mencari trik-trik baru. Walaupun itu lho ada trik gini, mereka menggunakan hp, tapi untuk bermain itu motorik kecilnya dilatih lagi. Karena nggak tau ya, otak manusia kan susah ya.
Prontaxan
Tapi sekarang aku melihat juga banyak orang yang komplain lato-lato berisik gitu. Berarti kan menurutku dulu waktu anak-anak main tradisional itu semua memang berisik. Berarti kan sekarang orang itu udah bukan seperti orang gitu. Maksudnya dia pengen semaunya dia, yang dia setujui. Maksudku, aku membaca lato-lato ini banyak yang nggak suka, berisik ini, bukannya dulu berisik? Sekarang kalau melihat orang tua tuh malah mending anaknya diem dikasih hp daripada hp-nya diambil, dia nangis. Jadi kayak, wah ini jadi nggak beres nih. Kita udah dicuci oleh internet. Maksudku itu malah jadi… Bocah dolan meneh [arti: main lagi], ono sing [arti: ada yang] nangis, ono sing [arti: ada yang] gelutan. Maksudku sewajarnya manusia gitu lho.
Prontaxan
Tapi kan ya memang pada dasarnya paling susah manusia lakukan kan perubahan. Kalau ada perubahan baru ini lato-lato ya resisten aja sebenernya. Tinggal adaptasi, dan itu literally everywhere.
Hoppla
Menarik sih pas gue lihat yang video di Twitter itu nikahan ganti marawis dengan [inaudible] gue bilang [inaudible] bisa jadi suara yang keren banget.
Prontaxan
Lomba lamaan lato-lato dua jam hadiahnya kambing. Juaranya delapan jam, dapat motor. Itu kan bisa jadi meditasi baru [tertawa]
Hoppla
Ada lagi?
Prontaxan
Touch sih, kita merindukan touch.
Hoppla
Ketika dengar kata internet, di kepala kalian masing-masing, itu apa? Apakah playground buat kalian?
Prontaxan
Life sih, udah dunia. Kalau aku sih udah mulai bosen sampai kadang kalau dulu bisa playground baru, tapi kadang jadi tidak bisa berpikir. Maksud yang awalnya enak mulai membosankan. Wah ini nggak beres gitu sebenernya.
Hoppla
Apa yang lain? Distopia itu tadi ya?
Prontaxan
Fana.
Prontaxan
Kalau aku seneng sih. Waktu pertama kali aku tahu internet dan komputer itu aku pengen experience ini. Jadi buatku internet itu gift. Kalau aku disuruh milih, hidup di era Fir’aun apa era internet, aku mending hidup di internet. Life, internet itu. Alam raya. Sekolahku. Aku dapat macem-macem dari internet.
Prontaxan
May the algorithm be with us [tertawa] Makanya kalau kamu bilang Tuhan kan, internet buatan manusia. Bung, we made you! Internet itu kendaraan dan alat. Kalau aku bilang itu salah satu tools manusia untuk hidup di era sekarang. Kayak aku nggak tahu ya, internet itu baik atau buruk, itu udah sangat nggak bisa. No choice.
Manusianya. Makanya yang sedang aku resapi lagi itu fenomena touch lagi yang peralihan touch screen ke skin touch lagi. Itu wisdom-nya. Jadi kalau sekarang internet buatku ya tools. Kalau kita bisa menentukan dia sebagai apa, kurasa itu jadi menggunakannya dengan lebih bijaksana. Tools.
Hoppla
Nggak boleh dikontrol dia. Kita yang ngontrol dia ya.
Prontaxan
Kamu kan juga bisa menentukan sendiri. Maksudnya kamu diberik kebebasan untuk memilih, mencari apa pun, termasuk memasukkan keyword itu kan diberi pilihan. Kalau kamu nggak mau nyari itu ya tidak mau terpengaruh dengan algoritma tersebut ya nggak usah.
Prontaxan
Sebenernya manusia bisa memilih untuk tidak mau tahu kok. Tapi dengan adanya internet kita bisa ngakses apa pun, too much information. Kaki sakit, di-googling, besok kamu mati. Wah itu gejala ini itu, segera konsultasikan HaloDoc.