Ardho Ardana & Ofri Anggara (Norrm)

Narasumber: Ardho Ardana & Ofri Anggara 
Waktu Wawancara:
10 Desember 2022
Lokasi: Grammars, Bandung
Tautan Karya Terkait:

Hoppla

Udah tau kenapa kita ke sini? Kita dari Hoppla di proyek yang sekarang kita lagi coba bikin antologi, based on research, penelitian lah, berkaitan ngomongin seni dan internet sebenernya. Norrm diundang karena punya unit produksi di sana. Ingin ngobrol lebih dalam. Mungkin bisa perkenalan lebih dulu.

Norrm

Nama saya Bapak Ardho Ardhana, bapak anak dua. Mulai Norrm di 2013, jadi tahun depan itu 10 tahun. Mulainya memang basisnya di internet. Pada waktu itu kita coba cari, bikin satu platform kemudian coding sendiri dan sebagainya. Yang waktu itu kita hadirkan adalah media alternatif berbasis data-data faktual. Coba bikin lima kategori, ada arsitektur, desain grafik, musik, fotografi, dan lifestyle. Kita cari kontributor dan mereka delivering beberapa tulisan either itu unpublished research atau preferring ke siapa dan berjalan selama dua tahun. Itu sampai 2015 dan pada 2015 gua bikin Spasial, dan tahun 2017 nya bertransformasi jadi radio di mana itu jadi salah satu sajian utama lah, gitu.

Di 2013 itu dimulai kita sering bikin event gitu lumayan dan berjalan lah. Enggak ada spesifik goals dan ingin punya media alternatif aja platform alternatif dan mikirin bisnisnya aja gitu. 2017 ada rekan Ofri dan Egi yang mengidekan untuk menghidupkan kembali Norrm dengan fitur radio, basisnya internet. Nah, dari situ jalan sekarang 5 tahun kita sudah produksi 520 episode sekarang dan ya sudah kontributornya sudah cukup banyak. Yang disuguhkan adalah experimental dan dance music beberapa punya signature program kayak Munir punya diskografi spesial dan kemarin ada residensi 9 negara dan lain-lain.

Sekarang berjalanlah dan 2020 saya bikin Grammars dan studio dipindahkan ke sini sambil bikin merchandise hingga akhirnya movement bisa berjalan movementnya, kita bayar operasional dan lainnya.

Hoppla

Menariknya kan ada internet. Dari awalan lo membuat itu karena kesadaran? Di belakangnya kenapa?

Norrm

Waktu itu saya basisnya enggak ada basis bisa coding, yang saya coba mulai pada waktu itu saya ingin punya satu platform yang bebas.Satu platform yang bisa mengakomodir likeminded kayak saya dan enggak punya antusiasme yang terlalu berlebih dan ekspektasi yang berlebih jadi dimulai saya, istri saya, dan salah satu teman. Kita juga sering mengoleksi beberapa barang-barang lah. Berhala, gitu. Mulai dari vinyl, kaset, mainan, atau jam dan lamp table. Kita jual juga. Menariknya di situ ada satu buku, desainer, Büro Destruct yang waktu itu kita taruh di etalase toko terus kita mention pada waktu itu kita mention via Twitter dan dia kaget. Kok, di Indonesia ada yang memperhatikan desain gua dan jual produk gua. Padahal produknya pun produk buku bekas.

Akhirnya kita berkorespondensi akhirnya di tahun yang sama di tahun 2013 mereka ke sini. Jadi kita organize lah, bikin lecture, ada 3 rangkaian. Ada lecture, presentation, ada show nya karena mereka visual jockey juga dan workshop. Kita jalanin di 2013 bareng Büro Destruct dari Swiss. Dan dari situ lumayan berjejaring. Itu yang seru. Waktu itu Ofri mulai di 2017 dan di 2018 kita mulai dengan yang lain. Kita diundang ada ratu radio dari Berlin, Radio 80000 mereka punya jaringan yang kuat dan akhirnya bikin presentation di Kunstverein-Muenchen.Kita coba jalanin terus sampai sekarang berjejaringnya itu yang seru. Jadi intensinya sama. Enggak terlalu komersial tapi gimana caranya bisa menuhin musik-musik baru dan talent-talent baru sampai titik ini.

Hoppla

Tadi kan dari 500 episode dari berapa program?

Norrm

Programnya dari 20 lebih lah. Kemarin kita sorting ulang program. Lebih dari 20, mungkin dari 30 lebih.

Hoppla

Yang paling hot dari segi traffic?

Norrm

Kalau sekarang program si Dinar, reggae.

Kalau yang paling seru dari Munir. Diskografi spesial lumayan dalam. Jadi bukan cuma musik yang disuguhkan tapi juga fakta dan story telling yang sangat personal dari beberapa artist.

Hoppla

Kalau ketika running pilot radio, menurut dari kalian tuh apa sih dan apa yang kalian dapatkan?

Norrm

Bebas iklan kali, ya. Bebas ngomong apa aja. Tingkat kebebasannya luar biasa hingga akhirnya bikin program, kayak sekarang bareng studio pancaroba kita bisa menggali talent-talent baru di luar network kita. Jadi akhirnya sebenarnya karena saya ikut radio konvensional. Tapi harus gimana, bayar server gimana? Seiring berjalannya waktu, terbaca dan seru. Bisa networking itu yang seru, Jadi kayak, SoundCloud ngontak kita, ngobrol. Kalau kita ngomongin radio yang mahal adalah infrastruktur, hosting. Karena kalau kita hosting sendiri, celakalah kita. Jadi dulu ada platform yang menyelamatkan kita yaitu Mixcloud. Mereka enggak ada batasan (bandwidth) statistik disajikan. Jadi kita mirroring bikin infrastruktur untuk live. Jadi kalau kita mau play ulang tinggal embed. Jadi itu yang kita jadikan formula.

Baru sekarang berbayar. Kemarin 10 November.

Hoppla

Dari ini kan hampir 10 tahun kemarin kan banyak program dan kemarin adakah program yang spesifik yang dibikin Norrm?

Norrm

Kalau program paling semua by contributor. Jadi kita ngobrol dengan mereka, gimana untuk bikinnya? Di luar itu kalau kita ngobrolin Norrm itu ada tiga pilar. Itu ada shop, ada radio, dan press. Press ini yang kemarin baru kita bikin projek bersama Irama Nusantara dan Binatang Press. Kalau ngobrol dengan Irama Nusantara mereka tuh punya banyak data yang bebas mau diolah seperti apa. Jadi kita olah bersama si Printed Melodies ini. Jadi membaca musik populer pra kemerdekaan dan pasca-kemerdekaan. Rencananya di tahun depan kuartal 1 atau 2 kita rilis yang kedua terus kita olah terus. Pinginnya kita konsisten di situ. Memang sulit dan banyak tantangan dari segi resource, biaya, dan sebagainya. Tapi itu yang enjoy. Jadi gas terus.

Sama Felt Project juga seru. Dulu kita pernah inisiasi. Gimana kita punya salah satu medium dalam bentuk produk tapi networking juga. Jadi kita coba kumpulkan kolektif berbasis musik di Indonesia tapi artwork mereka dalam slipmat. Itu kira-kira 30 something lah. Beberapa yang lainnya, events. Ngamen, lah. Asal bisa tetap bayar operasional anak-anak.

Hoppla

Terakhir kan pandemi gue sempet ngeliat beberapa session DAB.

Norrm

Awalnya NuArt. Mereka ada Radio Day. Akhirnya kita bikin lah Digital Age Broadcaster. Kan sekarang semua broadcaster. Lo posting story gitu lah. Jadi bikin event dulu sama Junks Radio. Memang rencananya ingin mengumpulkan radio orang lain ke Radio Day ini. Baru lah setelah pandemi dengan Slits dan kawan-kawan. Itu kan sistemnya kayak kita bisa donate ke artist nya langsung.

Hoppla

Itu awalnya dari Norrm kan?

Norrm

Iya lah dari anak-anak.

Hoppla

Menurut kalian, internet/analog lebih enak mana? Plus minusnya?

Norrm

Jangkauannya kalau konvensional analog lebih spesifik. Kalau kita ngomongin reach pasti lebih jauh. Tapi analog radio lebih punya pasar masing-masing. Jadi kalau ada program tertentu bisa lebih tapped-in dengan community nya. Ada beberapa kemarin menarik beberapa anak muda mereka ngelamar. Ini menarik sih karena di sini poin regenerasinya dapet. Ternyata platform ini bisa menarik ke anak muda sehingga mereka berani pegang spesifik program. Mereka punya setup. Satu orang teknis, lead manager, satu marketing, kemudian dua nya lagi ada desain dan community manager. Jadi, seru gitu rasanya.

Mereka sudah tahu program ini-itu. Berarti message yang ingin kita sampaikan tercapai. Sama ketika kita jual merchandise ada yang dari Kalimantan, Pekanbaru, Riau dan sebagainya. Intensi saya ingin menarik data kenapa lo beli ini? Mostly ternyata terjadi di bawah. Mereka anggapnya ini clothing baru. Balik lagi ke anak muda ini mereka seneng ketika mengontak kita. Mikirin poin kerja sama dan lain-lain. Minta rate-card dan lain-lain. Karena kan mungkin komersialisasi ini belum “nyayur”. Sedangkan itu adalah satu hal yang perlu dijaga dalam hal reach ini.

Balik lagi ke pertanyaan konvensional, mereka punya advert, event organizer dan activation. Sedangkan internet radio kita punya NTR ini (Nontraditional Revenue). Jadi kita bisa tap in ke bar, coffee shop, atau ke mana ini untuk cari revenue tambahan. Kalau gua setiap hari ya dengerin konvensional, Delta dan lain-lain. Mereka history nya ya panjang banget. Kebetulan ada beberapa yang dekat dan kenal, jadi saya juga interview mereka pernah. Tanya mereka gimana mereka bisa bertahan. Mereka ya ujung-ujungnya gila-gilaan buat survive. Sebenarnya dua media radio ini saya sendiri ingin bisa gali lebih dalam sedalam dan semudah apa untuk bisa reach community dan bikin sesuatu ini. Saya pingin tahu juga. Ada beberapa radio yang pernah melakukan dua stream. Jadi mereka punya hak siar untuk frekuensi tapi mereka juga streaming. Mereka reach nya lebih kenceng karena melakukan di dua sisi. Masih jadi pertanyaan gue, gimana sih saturasinya.

Brava juga ada internet juga. Kita kalau ada kesempatan ke FM juga pingin ke FM. Pernah ada obrolan untuk penyiaran program kita masuk ke RRI. Ya, pingin banget bisa kalu dapat program tapi ya, belum.

Hoppla

Bagaimana proses kurasi atau seleksi program di Norrm ini?

Norrm

Biasanya kita lakukan dua proses dalam artinya, talent yang punya persona atau dia ini seleksi musiknya bagus. Atau kita define gimana kita mau ngisi kekosongan ini. Kalau ke Munir misalnya kita tanya Diskografi spesial ya dia cerita banyak. Tapi ada juga yang “market reggae enak nih,” Ini lah yang kita suguhkan ya awalnya karena capek denger radio karena lagi asyik terpotong iklan. Jadi akhirnya kita keluar dengan set satu jam, dua jam. Pingin juga untuk menghadirkan format yang jadinya konvensional. Podcast kan luar biasa populer. Mereka bisa nyetir, ketiduran. Kenapa kita enggak bisa? Mau satu jam dua jam kita set aja. Set house, dan lain-lain. Ini yang kita gali supaya kita bisa tap in ke market yang ingin tapped-in. Media alternatif di Indonesia kan enggak terlalu banyak jadi gua pingin punya point of view yang berbeda. Dari 2017 itu banyak yang datang ke kita ragu “tapi musik kita gini”. Itu kan temen-temen yang minder duluan karena gak punya platform jadi kita facilitate.

Zaman Spasial rame yang kayak gini. Jadi dulu kita sering bikin acara tapi enggak punya uang. Harus sponsor kan capek. Jadi udah kita bikin radio show supaya kita bisa bikin event. Udah, siaran aja. Radio lebih enak. Jadi lebih banyak kayak gitu bentuknya.

Atau kita kombinasikan kalau ada event, kita record dan broadcast.

Hoppla

Gimana cara kalian menyikapinya? Gue gak peduli market atau kalian harus di tengah-tengah?

Norrm

Sulit pertanyaannya karena kalau kita ngobrol dulu ada kentang radio. Dulu lucu banget pembawaannya ribet tapi dicari. Dengerin di warnet. Terus ada Ruru. Ruru yang sebenernya jadi benchmark untuk nge-twist komersial itu dengan baik. Ada sponsor yang masuk enggak bisa masuk ke Ruru tapi difasilitasi Ruru Radio. Event dibikin oleh Ruru Radio. Tapi kekuatan kita gak bisa ke sana. Kalau sekarang masuk misalnya, Tolak Angin, gue bingung mau dibawa ke mana. Yaudah, kita sediakan mau nembak ke market mana, bareng dengan siapa? Kolaborator cari Helo Dangdut, itu temen-temen Irama Nusantara. Itu inisaisi yang baik bisa jalan. Perlu overview lagi market seluas apa dan kita mau ke mana. Masa 10 tahun kita gini-gini aja. Kalau kita gedein bareng-bareng ada yang harus dibebankan. Perlu adaptasi.

Hoppla

Dari 2013 kan lo bilang dari internet dan akhirnya merambah ke fisik. Pentingnya internet selain media untuk Norrm itu apa?

Norrm

Kenapa alasannya diawali oleh internet karena kita mulai dari sesuatu yang bisa dilakukan sendiri. Coding sendiri, desain sendiri. Akhirnya reach contributor sendiri. Tidak ada paksaan dan tekanan jadinya mulai di situ. Kita bisa hidup dari mana nih bayar hosting domain dan sebagainya kita ya harus jualan juga jadi akhirnya merambah ke fisik. Kita kombinasikan dengan hadirnya radio. Jadi itu landasan awal. Kita hadir sebagai ruang digital. Jadi yaudah mau mati tapi at least kita coba penetrasi di 2013 itu. Akhirnya jadi seru ketika kita punya ruang offline dan ruang online. Kita punya ruang fisik dan ruang digital. Bisa dibolak-balik. Kita bisa broadcast sebulan ke depan kita rerun. Mau online dulu bisa. Enggak ada pressure.

Hoppla

Buat kalian nama Norrm itu apa?

Norrm

Sebagai platform dan vehicle agar akhirnya bisa reach ke siapa. Gue orangnya di balik layar jadi lebih mudah. Punya portofolio ini dan bisa menawarkan hal ke kontributor. Senang berjejaring yang akhirnya lebih firm. Jika punya satu badan yang baik enggak ada gesekan satu sini dan yang lain.

Sama sih, platform. Gue dan Ardho enggak full time. Jadi Norrm selalu jadi rumah kedua. Gua networking dengan orang-orang dari Norrm dan orang lain bisa networking dari Norrm juga. Bagus dulu punya program di Norrm sampai sekarang punya program di Bristol. Ya intinya rumah kedua.

Hoppla

Dari musik kenapa akhirnya Norrm lebih milih tipe musik dance, house, dan experimental. Kenapa Norrm arahnya ke sana?

Norrm

Mungkin karena dulu lagi sukanya itu. Mungkin sekarang berubah.

Awalnya ya di sekitar kita dan kita juga suka musik itu. Sekarang sudah berjalan lima tahun ada program reggae dan jazz seru juga. Kita perlu retake juga di sepuluh tahun ini harus ada format baru. Penyegaran. Mungkin sekarang perlu diadjust dan dibesarkan lagi.

Hoppla

Ya, adaptasi itu. Di awal lo mau berubah sebagai media dan platform, sekarang gimana?

Norrm

Gua kan simple mulai dari WordPress. Visual-based lah awalnya. Sekarang juga masih mikirin interface.

Sekarang udah fully customized karena kita udah di-hack tiga kali dan terakhir cukup parah. Harusnya sekarang ada shop juga bisa jalan. Jadi karena kita berhasil recover domain jadi bisa mulai dari awal. Kita ke-hack terakhir 2021 jadi akhirnya kita upload ulang.

Hoppla

Kalian gimana bisa nyelamatin itu?

Norrm

Ya satu hard disk backup.

Kebetulan Eggy itu punya resource dari Amazon dan Google Cloud dia izinin kita pakai. Jadi cukup stabil. Kalau dikonversikan memang mahal.

Hoppla

Berarti broadcasting sekarang dari Mixcloud aja?

Norrm

Sebelum dari website kita pake satu software namanya BUTT. Jadi dari alat, ke laptop, laptop ke BUTT, BUTT ke website.

Dulu juga sering tukeran streaming code. Nah, jadi kita juga bisa tukeran streaming code dari BUTT ke Bristol. Akhirnya dari sana banyak juga yang tukeran.

Hoppla

Kalau ngeliat musik electronic dance di Indonesia kalian pandangannya gimana?

Norrm

Progresif, ya. Beda dari 2000 awal. Itu beda, jauh lebih bervariasi dan lebih spesifik. Ada yang techno-nya macam-macam.

Kalau gue lebih bosen. Enggak ada yang baru justru kalau gue. Mungkin ada yang baru tapi gue gak suka. Kok gue gak cocok, ya. Malah yang gue suka juga gua lagi bosen.

Hoppla

Menariknya dari Norrm ketika rame banyak yang suka ngomongin musik elektronik dan kalian berhasil ngerilis broadcast musik elektronik dengan platform digital juga.

Norrm

Gua merespon mailbox sebenarnya dari yang gue terima. Karena mungkin konsentrasi kita enggak ke sana, dan akhirnya bikin publikasi. Kita dari dulu enggak punya chart. Banyak yang seru dari temen-temen, eksperimen. Beberapa terdengar sophisticated. Tapi temen-temen di punk rock juga experimental. Ajak gandengan sama record sehingga mereka juga punya kanal. Sisanya ya terserah. Mungkin kita enggak kepikiran untuk bisa jadi records label atau apa. Ya, jadinya jatohnya sebagai promotor.

Ada beberapa residen di Norrm yang punya program di mana dan akhirnya bisa berkontribusi. Kita juga jadi fasilitator ya ruang fisik atau digital. Teka-tekinya bersama Ofri di chapter berikutnya untuk survive. Kalau melihat di data kita itu enggak seksi. Mungkin yang dengar cuma 8-12. Ya segitu aja. Impresi sosial medianya yang justru keren. Ya, balik lagi ke objektif awal kenapa kita ingin distribusi ini tuh supaya kita bisa record dan puter lagi di Mixcloud.

Hoppla

Bagaimana kalian punya proses scouting ini?

Norrm

Tuker-tukeran Instagram aja biasanya.

Tanya ini mix siapa nih? Ajak, yuk. Sekarang kita percayakan ke 5 anak muda yang baru ini untuk scouting. Mereka udah satu tahun, gimana mau terus gak? Yaudah jalan.

2560 1440 Anggraeni Widhiasih
Ketik di sini ...

Preferensi Privasi

Ketika Anda mengunjungi situs web kami, informasi mungkin disimpan melalui peramban Anda dari layanan tertentu, biasanya dalam bentuk cookie. Di sini Anda dapat mengubah preferensi Privasi Anda. Perlu dicatat bahwa memblokir beberapa jenis cookie dapat mempengaruhi pengalaman Anda di situs web kami dan layanan yang dapat kami tawarkan.

Untuk alasan kinerja dan keamanan, kami menggunakan Cloudflare
required

Situs web kami menggunakan cookie, terutama dari layanan pihak ketiga. Tentukan Preferensi Privasi Anda dan/atau setujui penggunaan cookie oleh kami.