- Yogyakarta
Alternator
Paguyuban Algorave, sebuah komunitas musik yang masih tergolong baru di skena seni, sama barunya dengan genre algorave (algorithmic rave) yang muncul di awal 2000-an. Algorave mengacu pada penggunaan teknik pengkodean langsung untuk membuat dan memanipulasi musik-visual secara real-time selama pertunjukan. Mereka menggunakan kode untuk menciptakan pengalaman pertunjukan, kode tidak disimpan ke platform mana pun, catatan pengkodean hanya terjadi di pertunjukan.
Asal-usul algorave dapat ditelusuri dari kultur demoscene, subkultur seni komputer yang membuat demo audio-visual program komputer secara real time. Pada awal 2000-an, sekelompok penggemar demoscene mulai bereksperimen dengan teknik pengkodean langsung selama pertunjukan musik, menggunakan perangkat lunak khusus dan bahasa pemrograman seperti SuperCollider dan ChucK untuk menghasilkan dan memanipulasi suara dan visual secara real-time.
Salah satu acara algorave paling awal diadakan pada 2002 di London oleh grup trio bernama Slub. Acara tersebut menampilkan pertunjukan oleh pembuat kode langsung dan musisi eksperimental lainnya, dan menandai dimulainya subkultur baru yang memadukan musik elektronik, kode, dan budaya DIY (do it yourself). Sejak saat itu, algorave berkembang menjadi fenomena global, dengan berbagai acara dan festival diadakan di kota-kota di seluruh dunia. Algorave mendorong batas-batas musik elektronik dan seni pertunjukan, dengan seniman yang mengeksplorasi teknik dan teknologi baru untuk menciptakan pengalaman yang unik dan imersif bagi audiens mereka.
Semangat algorave tersebut kemudian diteruskan di Indonesia melalui Paguyuban Algorave. Mereka menciptakan musik dengan menggabungkan berbagai jenis musik seperti elektronik, klasik, dan tradisional dengan ritme algoritma yang kompleks. Ritme bisa sangat sinkop dan berkembang sepanjang pertunjukan. Sering pula mereka memasukkan derau digital ke dalam pertunjukan, derau bisa disebabkan oleh manipulasi yang disengaja atau bahkan eror saat proses pengkodean terjadi. Karena sifatnya yang eksperimental, musik algorave sering tidak dapat diprediksi dan mengejutkan dengan suara dan struktur yang tidak terduga muncul dari kode secara real-time.
Beberapa software yang kerap digunakan di algorave antara lain: SuperCollider, TidalCycles, Sonic Pi, Gibber, IXI Lang, Pure Data, Fluxus, Cyril, Extempore, dan Max/MSP. Kode dan konvensi dalam perangkat lunak akan memanipulasi output yang berasal dari speaker. Musik sering menggunakan pola berulang, loop, pernyataan if, percabangan logis. Saat kode menjadi lebih kompleks, suara pun akan ikut berubah.